PALANGKA RAYA - Heboh dan viral video Belatung dikalangan warga net, baik Facebook, rwiter dan beberapa group Whatshap.
Netizen khususnya kota Palangka Raya, yang sempat melihat video tersebut mengaku syok dan tidak menyangka, ada banyak belatung hidup yang bersarang di vagina seorang perempuan.
Dalam video yang beredar, awalnya menampakkan pasangan pria dan wanita yang sedang berhubungan intim, namun ada pemandangan yang mengganjal.
Tampak gerombolan belatung yang berada di dalam vagina sang wanita.
“Yang aku heran tuh belatung datang dari mana?? Apa sengaja di masukin apa gimana??” komentar satu pengguna Twitter, yang dikutip dari detiknews.com pada Sabtu, 15 Januari 2022.
Serta dilansir media ini dari laman nkripost.com, Selasa, 18 Januari 2022, Pakar seks dr Boyke Dian Nugraga, SpOG, MARS, menanggapi video tersebut dengan mengatakan bahwa, terdapat kemungkinan video tersebut hanyalah rekayasa belaka.
Alasannya karena secara alami, belatung bukanlah hewan yang bisa hidup di organ kelamin.
“Belatung itu enggak mungkin kecuali pada orang yang mati. Itu akal-akalan saja untuk shock factor, ” komentar dr Boyke pada wartawan, pada Sabtu, 15 Januari 2022.
Hal yang sama juga disampaikan dr Wisnu Setyawan, SpOG(K), dari Morula IVF Tangerang. Bahwa dalam kasus medis, belatung biasanya hanya ada di dalam jaringan yang sudah mati.
“Belatung biasanya pada jaringan yang sudah infeksi, sudah mati. Kalau inikan masih segar, masih sehat gitu orangnya. Kemungkinan buatan, ” ungkap dr Wisnu secara terpisah.
Baca juga:
Vaksin Booster Itu Penting, Apa Alasannya?
|
Dr Wisnu memaparkan, bahwa kemungkinan kasus hewan pada vagina memang bisa saja terjadi, disebabkan oleh cacing kremi, namun ini adalah hewan sejenis parasit yang berbeda dengan belatung.
Cacing kremi merupakan parasit yang bisa berkembang di saluran pencernaan manusia, dan akan keluar lewat anus saat dewasa. Dan dalam proses perpindahan ini, cacing dapat masuk dari anus kedalam vagina.
“Namanya oxyuris vermicularis… Tapi ini jarang, biasanya pada yang hygiene-nya kurang bagus, ” jelas dr Wisnu***